Starring: Lee Ah Ra
Choi Minho
Lee Sungmin
Park Jung Soo
Lee Taemin
Im Yoona
supported cast: SHINee member, Jung Yoogeun, Henry Lau, Kim ryeowook
* Sungmin
Aku dan minho memutuskan untuk mengantar dan menemani Ah Ra (adikku) ke penginapannya. Wajahnya nampak datar, tidak ada ekspresi yang terpancar.
Sepanjang acara pemakaman teukie hyung tadi, aku memang mendapatinya tidak menangis sedikitpun. Bahkan ia sempat menepis tangan Minho yang mencoba menenanginya. Aku tidak tahu, apakah ia terlalu sedih sampai air matanya tidak mampu lagi untuk keluar, atau bahkan ia depresi? Aku tidak mengerti.
“oppa akan membuatkan teh, kau duduk disini saja dengan Minho” Ucapku, tapi Ah Ra masih terdiam.
“Ne hyung” Jawab Minho sambil membungkukan tubuhnya.
Aku berlalu dan segera membuat teh hangat untuk kami bertiga, ku harap itu akan membantu Ah Ra agar lebih tenang.
Dari dapur, sayup sayup aku mendengar Minho mulai mengobrol dengan Ah Ra, ia bicara panjang lebar. Tapi, aku tidak mendengar sepatah katapun yang keluar dari mulut adikku itu. Ya sudahlah!!!
“minumlah teh nya dulu, kau akan merasa lebih baik” Kataku dan segera meletakkan sebuah nampan diatas meja, mengambil secangkir teh dan menyodorkannya pada Ah Ra.
“saeng, kau juga harus minum teh buatanku”
“ne hyung” Lalu Minho pun meneguknya.
Aku memandang Ah Ra, ia benar-benar tidak bergerak. Wajahnya masih sama seperti tadi, hanya saja ia kini memandangku dan minho secara bergantian.
“pulanglah kalau kau ingin pulang oppa, ini sudah jam 8 malam” Akhirnya Ah Ra bersuara.
“mwo? Aku tidak ingin pulang,, apa kau..”
“kau harus bekerja besok pagi, pulanglah” ucapnya cepat memotong kata-kataku.
Ia terdiam, aku tidak ingin meninggalkan adikku dalam keadaan yang seperti ini. Tapi, ia masih mementingkan diriku yang harus bekerja besok.
“pulanglah hyung, aku akan menjaganya” Saran minho.
Aku mengangguk, seraya mengambil sweater dan segera berlalu sambil sebelumnya mencium kening Ah Ra.
——————***—————-
Aku sampai jam 9.30 malam dan langsung menuju kamarku. Rumah nampak sangat sepi tanpa Eomma, appa, dan Ah Ra tentunya. Eomma dan Appa bekerja disebuah perusahaan dan mereka dipindah tugaskan ke luar Seoul, sedangkan Ah Ra memilih untuk tinggal disebuah penginapan yang cukup dekat dengan tempatnya bekerja.
Aku masih sangat mengkhawatirkan adikku itu, kepergian Teukie hyung sangat berpengaruh padanya. Bagaimana tidak? Teukie hyung adalah orang yang paling dekat dengannya. Tapi, Teukie tidak pernah memberitahu dan menunjukkan kalau Ia mempunyai penyakit hati yang kronis. Ia selalu terlihat sangat kuat didepan Ah Ra.
——————-***—————–
*Ah Ra
Sungmin oppa memutuskan untuk pulang saat aku menyuruhnya tadi. Kini, hanya ada aku dan Minho yang masih duduk diruang tengah menikmati teh buatan oppa ku tadi. Tapi, sepertinya hanya Minho yang meneguknya.
Ia duduk dihadapanku, memandangku yang masih tak ingin bicara. Aku sudah tidak bisa menangis!! Aku sangat terpukul dengan kepergian Teukie oppa tadi pagi. Apa ini hadiah untuk menyambut Tahun baru lusa? Aku sama sekali tidak menyukainya.
“apa kau lelah? Kau ingin istirahat, Ah Ra-sshi?” Tanya Minho padaku.
Aku menggeleng ringan. Ia tersenyum dan aku bisa merasakannya. Aku mengangkat kepalaku dan kaget saat ia menyodorkan satu sendok penuh bubur dihadapanku. Kapan ia memasaknya?
“aku tau kau belum makan, bukalah mulutmu, aaaaa” Ia tersenyum dan makin mendekatkan sendok itu kedalam mulutku.
Aku mendorong lengan Minho, tapi ia tetap tersenyum.
“kau harus makan” katanya lagi.
“baiklah, aku tidak akan memaksamu! Tapi, setidaknya kau harus meminum teh buatan oppamu, rasanya sangat enak” Lanjutnya.
Aku terdiam dan melihatnya pergi ke dapur untuk membereskan mangkuk bubur yang tidak sama sekali kumakan.
“sudah jam 11 sebaiknya kau tidur.. Ayo aku antar”
Ia menarik lenganku dan menyanggahku menuju kamar. Aku menurut dan terbaring dikasur. Ia menyelimutiku dan duduk disamping tempat tidurku.
“tidurlah, kau sangat lelah dan nampak buruk hari ini! Besok kita akan pergi ke suatu tempat, pasti menyenangkan! Aku akan menjagamu” Ucapnya.
Entah mengapa aku memang langsung tertidur. Mungkin aku memang lelah atau aku tidak sabar menunggu besok?
——————-***————–
Aku terbangun dan mendapati minho sedang menyiapkan sarapan pagi untukku.
“annyeong, kau sudah bangun? Cepat cuci muka dan sikat gigimu, setelah itu sarapan bersamaku dan oppamu” Katanya ramah dengan asyik mengoleskan roti dengan mentega kemudian memanggangnya.
“apa yang kau lakukan? Mengapa pagi-pagi sekali kau sudah ada disini?” Tanyaku masih dengan mengantuk.
“Ah Ra-sshi, kau tidak tau? Semalam minho tertidur di ruang tengah, aku yang membangunkannya tadi, cepat sikat gigimu, nafasmu sangat tidak enak” Sungmin oppa menghampiri dan mendorongku masuk ke kamar mandi dan memberikan sikat gigi dan tersenyum padaku.
“kurasa aku setuju dengan pria itu” bisiknya.
Aku terkejut dan menatap kaget Oppa. Ia tertawa cekikikan sambil mencolek lenganku.
“seleramu bagus, pertahankan”
“terserah kau saja, Oppa..” Aku berteriak.
Sungmin oppa terdiam, mengacak rambutku ringan dan meninggalkanku.
Aku menatap wajahku di cermin, nampak sangat lesu tidak bergairah. Aku kembali mengingat Teukie Oppa, itu sangat menyakitkan. Aku masih ingat kalimat terakhir yang ia ucapkan padaku “aku akan memberimu hadiah, Tahun baru akan ku kirimkan hadiah itu, bukalah bersama Minho” Lalu saat dibukit, saat ia marah padaku yang ingin mendonorkan hati untuknya “babo!! Aku tidak akan pernah mau menerima pendonoran hatimu! Jangan lakukan itu”.
Tanpa terasa air mataku menetes. Air mata ini kembali membasahi pipiku yang kemarin kering. Aku terduduk lemah dikamar mandi, menundukkan kepalaku dan terisak pelan. Aku tidak mau satu orangpun mendengarnya.
~to be continued~
Tinggalkan komentar